Gadis
Ceria yang penuh semangat
(Multasam
Gamal)
To The Point aja yah…
Jujur setelah tamat SMA aku bingung lanjut
dimana sementara teman-teman SMAku sudah banyak yang lulus masuk perguruan
tinggi melalui jalur undangan. Karena tau diri punya otak pas-pasan jadi tidak
berani masuk lewat jalur itu. Walaupun pernah ditawari sama guru BK waktu itu.
Karena terpengaruh teman SMA yang minat
kuliah di Makassar jadi aku juga minta izin sama ibu dan ayahku, walaupun masih
belum yakin akhirnya mereka meng-Iyakan karena melihat semangatku yang luar
biasa. Singkat cerita Mendaftar-Ujian-Tidak Lulus.
Edisi selanjutnya pulang kampung. Kebetulan
banget ada pendaftaran di PT. Energi Sengkang ALSTOM Daftar-Ujian sambil nunggu
pengumuman ada tante yang nawarin kuliah KEBIDANAN Angkatan I akhir tergiur
lagi tuh, namanya juga anak-anak masih labil. Diajakin ayo ajaa tuh…
Daftar-Ujian-Lulus. Tapi lagi-lagi dapat teguran pedas dari ibu, Tha kamu yakin
ingin jadi bidan???? Tidak kenal waktu siang-malam kalo ada yang mau melahirkan
harus pergi. Timbang demi timbang akhirnya mundur. Masih ada ALSTOM penuh harap
lulus disana, setela nunggu 2 minggu hasilnya TIDAK LULUS.
Setelah sebulan berlalu aku berdiam diri
dirumah dan putuskan untuk mengganggur aja semoga tahun depan bias ke Makassar.
Karena di kampung halaman tidak ada perguruan tinggi yang berkenang di hati,
pikiranku saat itu di Sengkang terus mulai dari TK-sampai Mati mungkin gak
kemana-mana!
Bosan dengan aktivitas rumah yang
MASAK-NYUCI-MAKAN-TIDUR secara continue berhari-hari akhirnya tidak ada tempat
untuk mengeluh selain ALLAH. Tunjukkan jalan-Mu Ya Rabb. Eeeh.. Eeeh… itulah
manusia, mereka baru ingat Allah ketika sudah bertemu dengan jalan buntuh.
Kemana aja neng??? selama ini….!!!!
Inilah jalan yang ditunjukkan Allah untukku,
semula aku tidak yakin ambil jurusan PAI karena watak dan sifat yang belum
beres tapi hatiku berbisik COBA TAK MENGAPA? Dengan Bismillah aku pergi
mendaftar tanpa ragu sedikitpun akhirnya diterima juga walaupun namaku diabsen
urutan yang paling terakhir tidak masalah bagiku. Tak kenal siapa-siapa disana
maklum dari SMA emang mulai dari TK, SDA, MTS di As’adiyah terus, pilih SMA
selain jaraknya dekat dari rumah ingin suasana baru dan akhirnya kembali lagi
di STAI As’adiyah.
Angkatan 2007 adalah keluarga baru untukku
semula aku tak percaya diri karena menyesal seandainya aku tahu akan kuliah
disini kenapa dulu tidak masuk Aliyah? Tapi setelah berjalannya waktu tidak
masalah karena banyak juga dari SMA yang kulia disini ada Mawar, Sanjayani dan
Satri. Aku sangat menikmati kuliah, tak terasa sudah berjalan 2 semester
kebersamaan kami semakin akrab. Sampai ada sms berantai saking kompaknya
bersemangat kuliah dan berburu dosen. Jika dosen tidak masuk kami biasa kumpul
depan kampus ada warung kecil milik Fung Sia panggilan akrab anak-anak pada ibu
penjual ubi goreng dan sarebba itu. Hehehe…. Persaudaraan kami semakin erat
setelah adanya arisan kelas 5000/pekan. Ini bukan saja arisan ibu-ibu,
bapak-bapak pun ikutan dengan syarat yang dapat arisan harus traktir ubi
goreng.
Disini aku menemukan banyak kakak, maklum
anak pertama dikeluargaku. Ka’Darma sosok kakak yang baik hati dan penuh
semangat kuliah, walaupun pada waktu itu sudah memiliki 1 orang anak. Ka’Mustari
si ganteng, sosoknya cuek tapi perhatian, soal nada suaraku yang begitu keras,
pakaian yang terlalu ketat, motor power ranges yang mau di tukar dengan
koke-koke sampai bedak yang terlalu tipis hehehe…, Ka’Bur dan K’Ami
andalan bahasa arabku maklum dari SMA, Ka’Hasmah andalan bahasa
inggrisku, Ka’Husni dan Asrianto andalan makalahku. Dan si cantik Icha
sahabatku yang banyak diincar cowok-cowok heehehe… sempurna banget yah hidup
ini bertemu kalian semua.
Terlahir dari keluarga sederhana aku tidak
manja pada orang tuaku, disemester 3 aku mulai mencari pekerjaan dan
Alhamdulillah ada tawaran jadi OPS (Operator Sekolah) dengan kemampuan computer
sekedarnya waktu SMA dengan alasan mengurangi beban orang tua karena 5
saudara-saudariku masih ada dibangku sekolah yang menjadi tanggungannya. Mereka
tidak pernah memaksaku untuk bekerja tapi aku yang tidak tega melihat mereka,
ibuku hanya URT yang hobi bertani dekat rumah, ayahku seorang pedagang kecil
dibidang property antik yang rejekinya kadang banyak kadang tidak ada dalam
sehari. Meskipun demikian fasilitas motor dan uang saku masih di berikannya
padaku.
Di usia 19 th aku sudah menerima gaji
pertamaku sebesar Rp.100.000/bln tidak banyak sih cukup buat beli bensin pulang
pergi antara kampus dan tempat kerjaku dan jajan. Melihat sepupu seusiaku yang
masih minta uang pada orang tua mereka. Berkata padaku “Selama belum merid kita
masih tanggungan orang tua, buat apa capek-capek kerja” maklum ke dua orang
tuanya PNS. Tapi tak masalah buatku, justru aku senang bisa dapat uang dari
hasil jerih payah ternyata memiliki kebanggaan dan kepuasan tersendiri.
Kuliah sambil kerja istilahnya, dijuluki MISS
LATE dan SOK SIBUK oleh teman-teman kuliah bagai angin lalu, dipikiranku INI
HIDUPKU mereka tidak perlu tau dan APA yang mereka katakan TIDAK AKAN MEMBUATKU
PUTUS ASA DAN SEDIH. Setiap pagi berangkat jadi OPS 07.30-12.00 masuk kuliah
14.00 ada jedah 2 jam untuk istirahat, shalat, makan dll. Itu jika waktunya
normal jika ada tambahan tugas lain terpaksa makan siang ditunda hingga jam
istirahat shalat asar dikampus. Kasian… kasian… enjay aja hidup ini indah pada
waktunya.
Sebuah pepatah bugis yang menjadi andalanku
“RESOPA TEMMANGINGI NALETEI PAMMASE DEWATA” artinya kira-kira begini
“BEKERJALAH TANPA KENAL PUTUS ASA SEHINGGA RAHMAT ALLAH AKAN MENGALIR PADAMU”
inilah semangat dan keyakinanku bahwa Allah tidak mungkin membiarkan hambanya
kekurangan / miskin jika mau berusaha. Alhamdulillah semester 5 sampai wisuda
rejekiku trus mengalir sampai hari ini. Ingat rejeki tidak hanya berupa uang,
tapi juga kesehatan, pendidikan, kecukupan, dan kebahagiaan.
Sejak saat itu, aku bisa penuhi kebutuhanku
dan sedikit berbagi pada keluarga dan orang lain. Tidak lagi minta uang sama
ayah. Ayah adalah Pahlawanku. Aku bangga padanya dia memperlihatkan semangat
kerja kerasnya untuk kami walaupun sekolahnya hanya sampai SMP tapi bagiku dia Profesor.
Aku belajar ketegaran darinya menghidupi seorang istri dan enam orang anak.
Jadi pengen nangis deh…. !!!
Aku tidak pernah memperlihatkan dukaku kuliah
sambil kerja pada mereka. Ditengah banyaknya perkerja sebagai OPS, sejumlah
makalah juga antri dibelakang. Kadang-kadang jam 12 malam ibu bangun tahajjud
masih menemuiku dan berkata kamu masih setia digigit nyamuk belum tidur? Aku
hanya tersenyum dan yakin pasti perjuanganku ini tidak sia-sia. Di tahun 2013
kemarin berkesempatan ikut Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) selama satu
tahun dan menikmati suka duka jadi anak kos yang tak pernah aku rasakan
sebelumnya. Di lorong kecil bernama Pondok Rianggi di Manurukki. Akhirnya
kuliah di Makassar terwujud jadi ingat, impianku kuliah di kota ini tahun 2007 yang
lalu.
Tahun ini bisa beli motor baru pake uang
sendiri di usia 26 th. eh tidak sadar ternyata sudah tua. Masalah cinta dalam
kamus hidupku memang berada diurutan terakhir, bukan ga ada yang suka ada juga
yang antri tapi keinginan itu selaku dikalahkan dengan kesibukan Alhamdulillah…
Menurutku Jodoh Urusan Allah, Imamku akan datang
dengan sendirinya tanpa aku memintanya untuk melamarku, karena aku yakin Allah
sudah memilihkan yang terbaik untukku dari curhat-curhat dimalam hari
bersama-Nya. Serta telah ku jelaskan criteria pujian hatiku pada-Nya. Hehehe….
Syukran sudah membaca kisahku. Semoga ada
ibrah yang dapat teman-teman, sahabat-sabahat, adik-adik serta pembaca sekalian
petik dari kisahku. Semoga tidak ada riya dan ujub dihatiku dalam tulisan ini.
Pesanku buat adik-adik yang akan kuliah dan
yang sedang kuliah bahwa memilih jurusan yang baik itu tanyakan terlebih dahulu
pada kemampuan, hobi serta mintalah petunjuk pada Allah.
Adik-adik sekalian kita tidak mungkin
selamanya bergantung pada orang tua kitajadi sedini mungkin biasakanlah untuk
hidup mandiri dan sederhanadan bekerja keras. Orang yang terbiasa bekerja tidak
akan kehabisan akal untuk mengganggur.
Mulailah dengan hal-hal kecil terlebih dahulu, jangan pernah malas, rajin
membantu orang tua, mengerjakan tugas sekolah/kampus, senang membantu orang
lain, serta bersemangat terus disertai doa.
DOA adalah Kunci Utama menggapai Sukses.
KEBAHAGIAN TERBESARKU KETIKA MELIHAT ORANG TERSENYUM BAHAGIA KARENA AKU.