BAB IV
PEMBELAJARAN REMEDIAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI
SEKOLAH DASAR AS’ADIYAH 1
PUSAT SENGKANG KECAMATAN TEMPE KABUPATEN WAJO
A. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial Di Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang Kecamatan
Tempe Kabupaten Wajo
Sekolah sebaiknya menciptakan suatu pembelajaran
terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata maupun yang
dibawah rata-rata, berupa lingkungan belajar dan pengalaman yang memungkinkan
peserta didik belajar, hal ini dikarenakan kemampuan peserta didik berbeda-beda
dalam memahami pelajaran. Ada kelompok kecil yang memerlukan waktu tambahan.
Pengelolaan khusus, penambahan tugas-tugas dan pemberian ulangan khusus mungkin
secara lisan. Jadi peserta didik yang tergolong lambat penguasai suatu standar
kompetensi pada pembelajaran biasa yang diikuti dalam kelas regular kurang
signifikan terhadap upaya membangun pengetahuan di dalam dirinya, sehingga
memerlukan pembelajaran remedial.
Pembelajaran
remedial fokus terhadap bidang studi tertentu sesuai dengan kebutuhannya,
tergantung pada usia peserta didik, kesulitan yang dialami dalam memahami suatu
topik. Untuk peserta didik sekolah dasar (SD) fokus pembelajaran remedial,
yaitu proses pemantapan keterampilan dasar, misalnya berkaitan dengan tugas-tugas
: membaca dan memahami, menulis dan bercerita, berhitung suatu besaran
tertentu.[1]
Pembelajaran
remedial merupakan kelanjutan dari pembelajaran regular di kelas, hanya
terhadap peserta didik yang masih memerlukan pembelajaran tambahan. Paling
tidak ada dua tujuan pembelajaran remedial diantaranya :
1.
Setiap
peserta didik berbeda dalam hal kemampuan belajar, standar akademik, belajar
dikelas dan kinerja akademik, dan setiap peserta didik harus belajar. Dengan
pembelajaran remedial peserta didik yang lambat belajarnya dibandingkan yang
lainnya akan dibantu belajarnya dengan cara menyesuaikan kurikulum sekolah,
pendekatan, guru menyiapkan kegiatan belajar dengan pengalaman langsung sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik. Disamping itu dirancang
pembelajaran secara individual untu membangun konsep dasar, menuntaskan metode
belajar, meningkatkan kepercayaan diri dan menguatkan efektifitas belajar.
2.
Melalui
pembelajaran remedial, guru menyiapkan pelatihan yang mengembangkan generic
skills, meliputi: hubungan antar personal, berkomunikasi, pemecahan masalah,
mengelolah diri sendiri, belajar mandiri, berpikir mandiri, mengembangkan
kreatifitas dan penggunaan teknologi sebagai sumber belajar. Di samping itu, pelatihan sepanjang
hayat (life-long learning), membantu mengembangkan sikap positif dan nilai-nilai
sebagai bekal belajar selanjutnya dan pengembangan karir.
Peserta
didik yang tergolong kedalam kelompok yang harus dimasukkan ke dalam kelompok
pembelajaran remedial biasanya mengalami kesulitan dalam hal, sebagai berikut:
a.
Kemampuan
mengingat relatif kurang.
b.
Perhatian
yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan sesuatu yang lain di sekitarnya
pada saat belajar.
c.
Secara
relatif lemah kemampuan memahami secara menyeluruh.
d.
Kurang
dalam hal motivasi diri dalam belajar.
e.
Kurang
dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya.
f.
Lemah
dalam kemampuan memecahkan masalah.
g.
Sering
gagal dalam menyimak suatu gagasan dari suatu informasi.
h.
Mengalami
kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak.
i.
Gagal
menghubungkan suatu konsep dengan konsep lainnya yang relevan.
j.
Memerlukan
waktu relatif lebih lama dari pada yang lainnya untuk menyelesaika tugas-tugas.[2]
Peserta didik yang mengikuti pelajaran dalam
perkembangannya sangat bervariasi kemampuan intelektualnya, dan hendaknya seorang pendidik membantu
peserta didiknya untuk bertahan dan dapat mempelajari mata pelajaran tersebut.
ANALISIS
KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
|
PRASYARAT
|
KEBUTUHAN
|
GAYA BELAJAR
|
KECAKAPAN
|
KEINGINAN
|
PENENTUAN TUJUAN BELAJAR
|
PENYIAPAN PEMBELAJARAN
SEBELUM PEMBELAJARAN REMEDIAL
PENYESUAIAN KURIKULUM
|
PENYIAPAN BAHAN PENUNJANG
|
PEMBELAJARAN REMEDIAL
|
PEMILIHAN PENDEKATAN
|
PENGEMBANGAN BAHAN PELAJARAN
|
PENGUBAHAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN TOPIK BARU
EVALUASI / OBSERVASI
|
HAMBATAN BELAJAR
|
PENCAPAIAN STANDAR
|
Diagram 4.1. Proses Pembelajaran Remedial[3]
Jadi pembelajaran
remedial beranjak dari kesulitan atau kebutuhan yang dialami peserta didik tentang konsep yang sulit dipahaminya serta
proses pemantapan pengetahuan pada diri peserta didik disesuaikan dengan
kebutuhan individu peserta didik, artinya tidak harus mengurutkan fase
pembelajaran yang dilalui. Dari kebutuhan peserta didik dapat langsung menuju
kepada pemantapan dan pengajuan eksplanasi ilmiah dan solusi, kemudian mencari
informasi-informasi yang relevan sebagai pendukung terhadap eksplanasi dan
solusi tersebut.
Dari
hasil penelitian penulis, terhadap aktivitas kegiatan pembelajaran remedial yang ada di Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo, dalam kelas ketika pendidik sedang menyajikan materi pembelajaran remedial, umumnya
pendidik menggunakan pengajaran remedial seperti
menyuruh peserta didik mempelajari kembali tes yang telah diberikan tanpa memberikan
penjelasan terlebih dahulu. Akan tetapi pembelajaran remedial yang penulis akan
efektifkan dengan cara menganalisis kebutuhan peserta didik tentang pelajaran
yang dianggap sulit kemudian memberi tes yang berbeda namun cara mengerjakanya
sama dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya.
Pembelajaran
remedial yang diterapkan oleh Sabariyah (Guru Kelas II Sekolah
Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), bahwa peserta didik yang memiliki
kemampuan dibawah rata-rata, walapun telah melakukan pembelajaran remedial akan
tetapi hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang bersangkutan tetap sama.[4]
Bentuk pelaksanaan pembelajaran
remedial dan penyebab diadakan pembelajaran remedial Di Sekolah Dasar
As’adiyah 1 Pusat Sengkang Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo diantaranya :
1.
Muh. Fadhlan, (Peserta Didik Kelas VI Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), bentuk remedial yang
biasa diberikan bapak dan ibu guru dengan mengerjakan soal ujian semester yang
salah kemudian mencari jawaban yang betul dirumah lalu dihafalkan didepan
teman-teman sekelas dan diberi nilai standar sesuai KKM.[5]
2.
Muh. Yudistira, (Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar As’adiyah 1
Pusat Sengkang), pada waktu
siang hari pelajaran sulit dipahami, apalagi pelajaran matematika karena
disekolah kami tidak memiliki ruangan yang cukup untuk sekolah pagi semua.[6]
Hal tersebut merupakan salah penyebabnya peserta didik di Sekolah Dasar
As’adiyah harus melalui pembelajaran remedial.
3.
Nurlaelah, (Guru Kelas III Sekolah Dasar As’adiyah
1 Pusat Sengkang), Peserta didik
umumnya yang remedial karena kurang disiplin
dalam belajar disamping itu karena kurangnya minat dan pemahaman mereka
terhadap pelajaran, juga menambahkan bahwa peserta didik
yang memiliki pekerjaan tambahan membantu orang tua seperti, menjual di pasar
sehingga mereka tidak punya waktu untuk mengulanggi pelajaran.
4.
Abd. Rahmin (Guru Kelas V Sekolah Dasar As’adiyah 1
Pusat Sengkang), Peserta didik yang
kurang lengkap peralatan belajarnya dan kurang mendapat bimbingan orang tua
dirumah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peserta didik harus remedial sehingga
prestasi belajar mereka menurun. [7]
5.
M. Nawir (Guru Kelas IV Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), teman sepergaulan di masyarakat dan media massa seperti internet
juga dapat mempengaruhi peserta didik
remedial karena mereka mementingkan bermain game diwarnet dari pada membaca
buku pelajaran dirumah.[8]
Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran remedial di Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat
Sengkang Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
sudah ada, namun belum efektif dikarenakan beberapa faktor intern dan eksternal.
B.
Faktor-Faktor Penyebab Ketidakefektifan Pembelajaran
Remedial Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar As’adiyah
1 Pusat Sengkang Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
Aktivitas belajar merupakan inti dari kegiatan di
sekolah, sebab semua aktivitas belajar dimaksudkan untuk mencapai keberhasilan
proses belajar bagi setiap peserta didik yang sedang menjalani studi di sekolah
tersebut.
Pada dasarnya munculnya pembelajaran remedial
dikarenakan peserta didik mengalami kesulitan belajar yang mengakibatkan prestasi
belajar tidak tercapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Karena itu, dalam
rangka memberikan suatu pelayanan bimbingan menghadapi kesulitan belajar peserta
didik di sekolah, perlu diperhatikan terlebih dahulu apa yang menjadi faktor
atau kendala yang dihadapi peserta didik dalam aktivitas belajarnya, sehingga
peserta didik tersebut mudah untuk dideteksi kesulitan belajar yang dialami.
Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh
penulis, sebanyak 24 peserta didik kelas III, faktor-faktor penyebab timbulya
kesulitan belajar terdiri dari dua macam, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
1. Faktor internal,
yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam diri peserta didik diantaranya:
a. Ada 2 (8,33%) peserta
didik yang memiliki kelemahan emosional seperti adanya rasa tidak aman,
tercekam oleh rasa fobia ( takut, benci, dan antipati) dan tidak mempunyai minat
terhadap pelajaran tersebut.
b. Terdapat 3 (12,5 % )
peserta didik yang kelemahan disebabkan karena kebiasaan dan sikap-sikap yang
salah, seperti malas belajar, kegagalan dalam usaha memusatkan perhatian,
gugup, sering bolos dan tidak mengikuti pelajaran.
c. Terdiri dari 2
(8,33%) peserta didik yang memiliki tidak memiliki ketrampilan dan pengetahuan
dasar yang diperlukan seperti ketidakmampuan membaca, menulis, berhitung serta
memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah.
2. Faktor eksternal,
yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar diri peserta didik diantaranya:
a. Terdapat 4 (16,66)
peserta didik yang terlalu sering pindah sekolah, tinggal kelas, dan
sebagainya.
b. Ada 5 (20,83) peserta
didik yang kelemahan terdapat dalam kondisi rumah tangga (pendidikan, status
sosial ekonomi, keutuhan keluarga, ketentraman dan keamanan).
c. Terdiri dari 8
(33,33) peserta didik yang terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran
sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler.[9]
Abd.
Rahmin (Guru Kelas V Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), Inteligensi lemah yang dimiliki oleh peserta
didik tertentu, akan sulit untuk beradaptasi di tengah-tengah belajar peserta
didik lainnya yang memiliki daya tangkap belajar yang tinggi. Jika kenyataan
inteligensi yang lemah seperti ini yang dihadapi oleh peserta didik, maka sulit
untuk menerapkan metode pengajaran secara klasikal. Hal ini disebabkan daya
tangkap belajar peserta didik tadi yang berbeda.[10]
M. Nawir (Guru Kelas IV Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), Salah satu cara efektif yang mungkin dapat
diberikan kepada peserta didik tersebut adalah
dengan memberikan latihan-latihan dan tugas-tugas tertentu, seperti
memberikan pekerjaan rumah (PR), atau memberi tugas tertentu berupa
hafalan-hafalan dengan menekankan pada upaya belajar tuntas, sampai peserta
didik tersebut menguasai betul apa yang telah diberikan oleh guru kepadanya,
dengan pendekatan yang ekstra hati-hati jangan sampai peserta didik tersebut
merasa terbebani.[11]
Abdul Samad (Kepala Sekolah Dasar As’adiyah 1
Pusat Sengkang), Kesulitan belajar
sebenarnya tidak hanya dimiliki oleh peserta didik yang mengalami persoalan
seperti kondisi fisik yang kurang mendukung, atau peserta didik tertekan akibat
rasa tidak aman tadi, tetapi juga kemungkinan akan dialami oleh peserta didik
yang pintar disebabkan karena peserta didik ini tidak mampu menempatkan kondisi
waktu kibat banyaknya tugas-tugas yang diembannya, seperti mengambil kursus
bahasa inggris, les matematika, les mengaji, pramuka, atau mungkin kondisi
lingkungan keluarga yang kurang mendukung, sehingga pada akhirnya menimbulkan
kesulitan belajar bagi peserta didik yang pintar tersebut.[12]
Bagi seorang guru yang mengajar secara
efektif, persoalan-persoalan yang muncul dari kesulitan belajar yang dialami
peserta didik yang pintar ini, akan sangat berakibat fatal jika nilai-nilai
kontraditif yang dialami peserta didik pintar tersebut tidak cepat dinetralisir
oleh guru yang bersangkutan, karena hal ini akan berakibat buruk bagi peserta
didik, yang dapat melemahkan semangat belajarnya, dan akhirnya sudah tentu
berakibat pada melemahnya prestasi belajar peserta didik. Proses pembelajaran
selalu ada peserta didik yang memerlukan bantuan, baik peserta didik yang
memiliki prestasi belajar yang rendah maupun yang memiliki prestasi belajar
yang baik.
Hj Sitti Aminah, (Guru Pendidikan Agama
Islam Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat
Sengkang) menyatakan bahwa
salah satu faktor internal, kesulitan belajar yang dihadapi dalam
pembelajaran remedial upayanya meningkatkan prestasi belajar Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang yaitu banyaknya peserta didik yang sering bolos / tidak mengikuti pelajaran
dan nakal apalagi sekarang sudah
diterapkan Undang-undang perlindungan anak yang membuat peserta didik semakin
tidak sopan kepada gurunya. [13]
Menurut penulis bahwa pernyataan memang benar
karena sesuai dengan kenyataan dilapangan kebanyakan peserta didik mengatakan
kalau itu pendidik, yang betul-betul wali kelasnya atau yang mengajarinya,
sehingga apabila ada pendidik lain yang menegur diabaikan. Dengan adanya Undang-undang perlindungan anak, peserta didik merasa
mendapatkan perlindungan dari pemerintah sehingga bertingkah
laku semaunya dan tidak sopan
terutama dalam proses pembelajaran.
Kalau hal ini tidak dipahami oleh pendidik dan
orang tua pada khususnya maka akan
membahayakan generasi pada masa yang akan datang.
Abd.Rahmin
(Guru Kelas V
Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat
Sengkang) mengatakan bahwa kendala yang dihadapi dalam meningkatkan prestasi belajar di Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang
adalah kurangnya ruangan sehingga dalam proses belajar mengajar kurang
memuaskan. [14]
Fakta menunjukkan bahwa dalam melaksanakan
tugasnya, para pendidik sering menghadapi berbagai masalah yang menghambat proses pembelajaran. Terhadap masalah-masalah yang
muncul ini, ada pendidik yang dapat mengatasinya dengan baik, tetapi banyak
pula yang tidak mampu mengatasinya dengan tepat. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, baik
faktor internal maupun faktor eksternal.
Sebagaimana telah diketahui, pembelajaran
remedial ini diberikan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Dengan kata lain, pembelajaran remedial diberikan kepada para peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar yang dapat ditanggulangi dengan
bimbingan belajar biasa, yaitu mengulang bahan yang sama, tetapi menuntut
adanya suatu penanganan khusus yang sifatnya individual.
C.
Langkah-langkah Guru Mengefektifkan Pembelajaran Remedial Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang
Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
Proses pendidikan dan pembelajaran
memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik sehingga
menuntut pendidik untuk bertindak sebagai pelatih. Tanpa latihan, seorang peserta didik tidak mampu
menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, dan akan mahir dalam berbagai
keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu
pendidik berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih peserta didik dalam
pembentukan dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi
masing-masing. [15]
Langkah-langkah yang dilakukan guru untuk mengefektifkan
pembelajaran remedial dalam meningkatkan prestasi peserta didik di Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang
dapat dipahami wawancara dari responden berikut ini:
1. Nurlaelah (Guru Kelas III Sekolah Dasar
As’adiyah 1 Pusat Sengkang) bahwa Salah satu langkah yang ditempuh untuk mengefektifkan
pembelajaran remedial dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang Kecamatan
Tempe Kabupaten Wajo adalah dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya. Pembelajaran
tutorial pada dasarnya sama dengan pembelajaran bimbingan, arahan dan motivasi
yang bertujuan memberikan bantuan kepada peserta didik agar dapat mencapai
hasil belajar secara efektif dan efisien.[16]
Sabariyah (Guru Kelas II Sekolah Dasar As’adiyah 1
Pusat Sengkang) bahwa pembelajaran remedial dengan menggunakan pendekatan tutor
sebaya dinilai mampu meningkatkan prestasi peserta didik karena yang dipilih
menjadi tutor ini seumur (sebaya) dengan teman-temanya yang akan diberikan
bantuan, Tutor sebaya yang dipilih ini memiliki kemampuan lebih cepat dalam memahami
dan menjelaskan ulang materi yang diajarkan. Tugasnya untuk membantu peserta
didik lain yang mengalami kesulitan belajar dan memiliki kesabaran serta
kemampuan memotivasi mereka dalam belajar.
Tahap-tahap
kegiatan pembelajaran remedial di kelas dengan menggunakan pendekatan tutor
sebaya adalah sebagai berikut:
1.
Tahap persiapan
a.
Guru
membuat pembelajaran pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang dalam bentuk
penggalan-penggalan sub pokok bahasan. Setiap penggalan satu pertemuan yang
didalamnya mencakup judul penggalan tujuan pembelajaran, khususnya petunjuk
pelaksanaan tugas-tugas yang harus diselesaikan.
b.
Menentukan
beberapa orang peserta didik yang memenuhi criteria sebagai tutor sebaya,
jumlah tutorsebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang
dibentuk.
c.
Mengadaan
latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau bimbingan ini, peserta
didik yang menjadi tutor bertindak sebagai guru. Sehingga latihan yang diadakan
oleh guru merupakan semacam pendidikan guru atau peserta didik itu. Latihan
yang diadakan degan dua cara yaitu melalui latihan kelompok kecil dimana dalam
hal ini yang mendapatkan latihan hanya peserta didik seluryh kelas dilatih
bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung.
d.
Pegelompokkan
peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri ata 4-6 orang. Kelompok
ini disusun berdasarkan variasi tingkat kecerdasan peserta didik. Kemudian
tutor sebaya yang telah ditunjuk disebar pada masing-masing kelompok yang telah
ditentukan.
e.
Pemberian
tes awal sebelum penerapan tutor sebaya.
2.
Tahap pelaksanaan
a.
Setiap
pertemuan guru memberikan penjelasan terlebih dahulutentang materi yang
diajarkan.
b.
Peserta
didik belajar dalam kelompoknya sendiri. Tutor sebaya menanyai anggota
kelompoknya secara bergantian akan hal-hal yang belum dimengerti, demikian pula
halnya dengan menyelesaikan tugas. Jika ada masalah yang tidak diselesaikan
barulah tutor meminta bantuan guru.
c.
Guru
mengawasi jalannya proses belajar, guru berpindah-pindah dari satu kelompok ke
kelompok yang lain untuk memberikan bantuan jika ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan daam kelompoknya.
3.
Tahap evaluasi
a.
Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru
memberikan soal-soal latihan kepada anggota kelompok (selain tutor) untuk
mengetahui apakah tutor sudah menjelaskan tugasnya atau belum
b.
Memberikan tes akhir untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar peserta didik setelah penerapan metode tutor sebaya.
c.
Pembelajaran
remedial yang direncanakan akan lebih efektif bila cara penyajian bahan,
kegiatan-kegiatan yang dilakukan peserta didik dan motivasinya berlainan dengan
yang semula.[17]
Untuk lebih memahami keberhasilan peserta didik sebelum
dan sesudah diterapkan pembelajaran remedial dengan menggunakan pendekatan
tutor sebaya pada mata pelajaran matematika kelas III perhatikan tabel distribusi
hasil belajar peserta didik berikut ini:
Tabel 4.1
Distribusi hasil belajar peserta didik dalam
pelajaran Matematika Kelas III sebelum diterapkan pembelajaran remedial dengan pendekatan tutor sebaya
Skor
|
Kategori
|
Kuantitas
|
Persentase (%)
|
0 – 65
66 -
100
|
Remedial
Tuntas
|
10
14
|
41,67%
58,34%
|
Jumlah
|
24
|
100%
|
Sumber Data : Hasil nilai siswa sebelum diterapkan pembelajaran
remedial dengan pendekatan tutor sebaya
Dari tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa sebanyak 10 orang peserta didik atau
41,67% berada pada kategori remedial dan sebanyak 14 orang atau 58,34% berada pada kategori tuntas. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Matematika sebelum pembelajaran remedial dengan pendekatan tutor sebaya secara umum
berada pada kategori rendah.
Tabel 4.2
Distribusi hasil belajar peserta didik dalam
pelajaran Matematika Kelas III setelah
diterapkan pembelajaran remedial dengan pendekatan
tutor sebaya
Skor
|
Kategori
|
Kuantitas
|
Persentase (%)
|
0 – 65
66 -
100
|
remedial
tuntas
|
6
18
|
25,00%
75,00%
|
Jumlah
|
24
|
100%
|
Sumber Data : Hasil nilai siswa setelah diterapkan pembelajaran
remedial dengan pendekatan tutor sebaya
Dari tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar peserta
didik yang berada pada kategori tidak tuntas sebanyak 6 orang atau 25,00% dari 24 peserta didik dan sebanyak 18 orang peserta didik
atau 75,00%
yang berhasil tuntas.
Berdasarkan pada tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas III Sekolah Dasar As’adiyah
1 Pusat Sengkang dalam mata pelajaran Matematika setelah diterapkan pembelajaran
remedial dengan pendekatan tutor sebaya
berada pada kategori tinggi dan telah mencapai 75% tingkat
keberhasilan.
Berdasarkan hasil penelitian penulis di lapangan,
ternyata pembelajaran remedial dengan cara mengulang kembali tidak menghasilkan
hasil yang baik. Mempelajari pembelajaran remedial dengan menyuruh peserta
didik membaca bahan pelajaran yang bersangkutan di perpustakaan dan pembelajaran
remedial dengan menggunakan tutor sebaya ternyata merupakan cara yang efektif
dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di Sekolah Dasar As’adiyah 1
Pusat Sengkang Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo berhasil.
2.
Abdul Samad (Kepala Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang) Langkah yang kami dan komite sekolah dilakukan dalam memenuhi kurangnya kelas di Sekolah
Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang dengan mengajukan permohonan penambahan ruang
belajar kepada Yayasan As’adiyah, pemerintah setempat, orang tua peserta didik
dan simpatisan yang bersedia membantu sekolah tersebut demi untuk kepentingan
peserta didik dan para generasi muda dimasa yang akan datang. [18]
3.
Abd. Rahmin (Guru Kelas V Sekolah Dasar As’adiyah 1
Pusat Sengkang), Peserta didik
umumnya yang remedial karena kurang disiplin
dalam belajar disamping itu karena kurangnya minat dan pemahaman mereka
terhadap pelajaran, maka langkah yang guru lakukan untuk mengefektifkan
pembelajaran remedial dengan metode pembiasaan dan hukuman.[19]
Agar peserta didik terbiasa menggulanggi pelajaran dirumah atas dasar rasa
ingin tahu terhadap suatu pelajaran dan bukan karena hukuman yang diberikan
kepada peserta didik tersebut.
4.
Abdul Samad (Kepala Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang) mengenai peserta didik yang kurang lengkap peralatan
belajarnya, langkah yang kami tempuh dengan menggunakan dana Bos dan
Gratis untuk pembelian buku-buku teks pelajaran umum dan agama. Sedangkan untuk
peralatan seperti buku tulis, pensil, dan penghapus masih ditanggung oleh orang
tua peserta didik.
Adapun peserta didik yang kurang mendapat
bimbingan orang tua dirumah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peserta
didik harus remedial sehingga prestasi belajar mereka menurun. Biasanya guru
kelas mengirimkan surat kepada orang tua peserta didik yang berisi bimbingan
bapak dan ibu orang tua peserta didik dirumah sangat dibutuhkan seperti dalam
hal membaca dan menulis.[20]
5.
M. Nawir (Guru Kelas IV Sekolah Dasar As’adiyah
1 Pusat Sengkang), teman sepergaulan di masyarakat dan
media massa seperti internet juga dapat
mempengaruhi peserta didik remedial karena mereka mementingkan bermain game
diwarnet dari pada membaca buku pelajaran dirumah. Langkah yang dilakukan guru
disekolah hanya memberi nasehat tentang pengaruh negative akibat pengunaan
media internet bagi anak usia sekolah seperti melihat gambar-gambar porno
adalah dosa. [21]
Dari hasil wawancara dengan responden
tersebut diatas, penulis dapat mengemukakan bahwa langkah-langkah yang ditempuh
guru di Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo
dalam mengefektifkan pembelajaran remedial dalam meningkatkan prestasi belajar
ada dua cara yaitu:
1. Memberikan bimbingan
dan motivasi kepada peserta didik yang mengalami pembelajaran remedial.
Bimbingan tersebut antara lain: a. Memberikan perhatian khusus, b.
Memperbaiki teknik dan cara belajar, dan c. Menumbuhkan
kepercayaan diri dan harga diri.
2. Memasukkan peserta
didik yang remedial ke dalam suatu kelompok belajar atau totur sebaya.
Dengan cara tersebut diatas, guru-guru di Sekolah
Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang Kecamatan Tempe kabupaten Wajo mengharapkan
agar pembelajaran remedial dapat berjalan efektif dan meningkatkan prestasi
belajar peserta didik.
[1] Departemen Pendidikan Nasional, Pembelajaran
Remedial, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 2003. h.20.
[2] Ibid., h. 22
[5] Muh. Fadhlan ( Peserta Didik Kelas VI Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat
Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
[6] Muh. Yudistira ( Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
[7] Abd. Rahmin (Guru Kelas V Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
[8] M. Nawir (Guru Kelas IV Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
[9]Mukhtar, Pengajaran Remedial
(Teori dan Penerapanya dalam Pembelajaran), Cet; IV, Jakarta: PT Nimas
Multima, 2007. h. 48.
[10] Abd. Rahmin (Guru Kelas V Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
[11] M.Nawir (Guru Kelas IV Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
[12] Abdul Samad (Kepala Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
[16] Nurlaelah, (Guru Kelas III Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
[17] B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah,
Jakarta :Rineka Cipta, 2002. h. 101.
[18] Abdul Samad (Kepala Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
[19] Abd. Rahmin (Guru Kelas V Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
[20] Abdul Samad ( Kepala Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
[21] M. Nawir (Guru Kelas IV Sekolah Dasar As’adiyah 1 Pusat Sengkang), “Wawancara”, pada tanggal 7 Desember 2011.
Askum, izin di CP, yaaa
BalasHapustafaddal semoga bermanfaat
BalasHapus